Filsafat pendidikan berasal dari dua
kata yaitu kata filsafat dan kata pendidikan. Filsafat sendiri berasal
dari bahasa yunani “Philos” yang memiliki arti kecintaan dan “sophia
yang memiliki arti kebijaksanaan. Jika diterjemahkan dari dua kata ini,
maka filsafat dapat diartikan sebagai kecintaan akan kebijaksanaan. Jika
diartikan secara lengkap maka filsafat dapat diartikan sebagai kajian
mendalam yang dilakukan terhadap ilmu pengetahuan didasarkan atas
kecintaan seseorang terhadap ilmu pengetahuan tersebut.
Jika diterapkan dalam pendidikan, maka
lahirlah apa yang disebut dengan filsafat pendidikan yang artinya adalah
sebuah ilmu filsafat yang terfokus pada bidang pendidikan. Dalam hal
ini, filsafat benar-benar difokuskan di setiap bagian dari bidang
pendidikan dari mulai kulit hingga akar-akarnya. Filsafat pendidikan
akan membahas ilmu mengenai pendidikan itu sendiri secara mendalam dan
meluas di setiap bagian dari ilmu pendidikan.
Menurut Zanti Arbi (1988), pengertian filsafat pendidikan yaitu :
- Menginspirasi, yang dapat diartikan mampu memberikan inspirasi bagi para pendidik untuk menjalankan berbagai ide dalam pengembangan pendidikan.
- Menganalisis, yang dapat diartikan mampu memeriksa secara detail setiap bagian dari pendidikan hingga validitas dari pendidikan itu sendiri dapat diketahui secara jelas.
- Memperspektifkan, yaitu mengenai upaya memberi pengarahan dan penjelasan kepada pendidik mengenai pendidikan secara lebih luas dan mendalam.
- Meninvestigasi, yaitu meneliti dan memerikasa tingkat kebenaran dari berbagai teori yang ada di dunia pendidikan.
Dalam filsafat pendidikan seorang guru
akan banyak belajar mengenai setiap elemen yang berkaitan dengan teknis
dan teori di bidang pendidikan. Hal ini terdiri dari apa yang dipercayai
oleh seorang guru tentang pendidikan ataupun prinsip yang dijadikan
panduan dan pedoman dalam setiap tindakan profesional seorang guru.
Filsafat pendidikan pada dasarnya ada di setiap hati nurani para guru.
Tanpa disadari ataupun tidak, setiap guru memiliki seperangkat keyakinan
tentang teknis dan teoritis dalam memberikan dan menularkan pendidikan
kepada para muridnya. Dalam hal ini, setiap guru memiliki caranya
masing-masing dalam mengajarkan pendidikan kepada para peserta didik
yang diharapkan dengan apa yang diajarkan ini dapat menghasilkan
kehidupan yang lebih baik lagi.
- Ruang lingkup dari filsafat yaitu:
a. Tentang pengetahuan : logika yang memuat :
a. Logika
formil yang mempelajari asas-asas atau hukum-hukun berpikir yang harus
ditaati agar kita dapat berpikit dengan benar dan mencapai kebenaran.
jadi bagaimana orang harus berpikir dengan baik dan aturan-aturan untuk
itu. Hukum-hukum logika berlaku dan penting bagi semua ilmu pengetahuan
lainnya pula, bagi filsafat merupakan alat yang harus dikuasai lebih
dahulu.
b. Logika materiil kritik (epistimologi)
Yang memandang ilmu pengetahuan (materil) dan bagaimana isi ini dapat dipertanggungjawabkan. Jadi mempelajari perihal :
1. Sumber dan asal pengetahuan
2. Alat-alat pengetahuan
3. Proses terjadinya pengetahuan
4. Kemungkinan dan batas pengetahuan
5. Kebenaran dan kekeliruan
6. Metode ilmu pengetahuan dan lain-lain.
b. Tentang “ada” : metafisika atau ontology
Hal ini mengupas tentang :
1. Apakah arti ada itu?
2. Apakah kesempurnaannya ada itu?
3. Apakah tujuannya ada itu?
4. Apakah sebab dan akibat?
5. Apakah yang merupakan dasar yang terdalam dari setiap barang yang ada itu?
c. Tentang dunia material : kosmologi
Hal ini membicarakan tentang asal mula atau sumber dan susunan atau struktur dari alam semesta.
d. Tentang manusia : filsafat tentang manusia.
Orang mengetahui tentang “ada” itu dari adanya sendiri.
e. Tentang kesusilaan : etika
Manusia itu yakin dan wajib berbuat baik dan menghindarkan yang tidak baik itu menimbulkan berbagai soal, yaitu :
1. Apakah yang disebut baik itu?
2. Apakah yang buruk itu?
3. Apakah ukuran baik atau buruk itu?
4. Apakah suara batin itu?
5. Apakah kehendak bebas?
6. Apakah artinya kepribadian itu?
f. Tentang Tuhan : Theodyca
Hal
inilah yang merupakan konsekuensi terakhir dari seluruh pandangan
filsafat. Renungan tentang pengetahuan kita itu membuktikan bahwa
manusia itu bukan sumber sari segala-segalanya, bukan sumber daripada
segala pengetahuan.
Singkatnya
bahwa ia bukan yang mutlak, sebab itu harus dicari sumber yang terdalam
dan sebab yang terakhir, yang mengatasi manusia sendiri dan dunia.
Itulah sedikit rangkuman mengenai pengertian filsafat pendidikan. Semoga bermanfaat !
Aushof
Ardian Pahlevi
Ivan Zhayoga
Melinda P
Yuliana
Farida W
Tegar D
Elisa
Dhanang
Garda
Ulfah Fitria Setiyani
Riska Safitri
Putri Wahyuning C.P
Julian Indah
Istikholah
Nur Afidah
Rista Karisma
Dwi Novita
Dhita Fs
Rischa Dwi Arianti
Mar'atush Sholichah MR
Mas Amah Tul Islami
Estima Titi Hapsari
Deodora Adesita
Anggita Nurohmah N
Nurul Arifah
Hanif Faizah
Nurul Khoimah
Nida Nur Latifah
Lisa Ariani Dewi
Izmia K
Anditasari
Aushof
Ardian Pahlevi
Ivan Zhayoga
Melinda P
Yuliana
Farida W
Tegar D
Elisa
Dhanang
Garda
Ulfah Fitria Setiyani
Riska Safitri
Putri Wahyuning C.P
Julian Indah
Istikholah
Nur Afidah
Rista Karisma
Dwi Novita
Dhita Fs
Rischa Dwi Arianti
Mar'atush Sholichah MR
Mas Amah Tul Islami
Estima Titi Hapsari
Deodora Adesita
Anggita Nurohmah N
Nurul Arifah
Hanif Faizah
Nurul Khoimah
Nida Nur Latifah
Lisa Ariani Dewi
Izmia K
Anditasari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar