Kamis, 27 September 2018

FILSAFAT PENDIDIKAN

            Membahas mengenai filsafat pendidikan tidak akan terlepas dari pokok bahasan tentang pendidikan itu sendiri. Pendidikan di dunia modern saat ini cenderung dilakukan melalui interaksi antara guru dan muridnya. Hal ini sangat berbeda dengan apa yang terjadi di beberapa abad silam dimana pendidikan cenderung dipelajari tanpa panduan guru, namun dengan mempelajari kejadian-kejadian yang terjadi di alam sekitar manusia. Ketika pendidikan didapatkan melalui alam, maka filsafat pendidikan belum berjalan disana, sedangkan ketika pendidikan didapatkan melalui ajaran guru, maka timbulah apa yang disebut dengan filsafat pendidikan.
          Filsafat pendidikan berasal dari dua kata yaitu kata filsafat dan kata pendidikan. Filsafat sendiri berasal dari bahasa yunani “Philos” yang memiliki arti kecintaan dan “sophia yang memiliki arti kebijaksanaan. Jika diterjemahkan dari dua kata ini, maka filsafat dapat diartikan sebagai kecintaan akan kebijaksanaan. Jika diartikan secara lengkap maka filsafat dapat diartikan sebagai kajian mendalam yang dilakukan terhadap ilmu pengetahuan didasarkan atas kecintaan seseorang terhadap ilmu pengetahuan tersebut.
Jika diterapkan dalam pendidikan, maka lahirlah apa yang disebut dengan filsafat pendidikan yang artinya adalah sebuah ilmu filsafat yang terfokus pada bidang pendidikan. Dalam hal ini, filsafat benar-benar difokuskan di setiap bagian dari bidang pendidikan dari mulai kulit hingga akar-akarnya. Filsafat pendidikan akan membahas ilmu mengenai pendidikan itu sendiri secara mendalam dan meluas di setiap bagian dari ilmu pendidikan.

Menurut Zanti Arbi (1988), pengertian filsafat pendidikan yaitu :
  • Menginspirasi, yang dapat diartikan mampu memberikan inspirasi bagi para pendidik untuk menjalankan berbagai ide dalam pengembangan pendidikan.
  • Menganalisis, yang dapat diartikan mampu memeriksa secara detail setiap bagian dari pendidikan hingga validitas dari pendidikan itu sendiri dapat diketahui secara jelas.
  • Memperspektifkan, yaitu mengenai upaya memberi pengarahan dan penjelasan kepada pendidik mengenai pendidikan secara lebih luas dan mendalam.
  • Meninvestigasi, yaitu meneliti dan memerikasa tingkat kebenaran dari berbagai teori yang ada di dunia pendidikan.
Dalam filsafat pendidikan seorang guru akan banyak belajar mengenai setiap elemen yang berkaitan dengan teknis dan teori di bidang pendidikan. Hal ini terdiri dari apa yang dipercayai oleh seorang guru tentang pendidikan ataupun prinsip yang dijadikan panduan dan pedoman dalam setiap tindakan profesional seorang guru. Filsafat pendidikan pada dasarnya ada di setiap hati nurani para guru. Tanpa disadari ataupun tidak, setiap guru memiliki seperangkat keyakinan tentang teknis dan teoritis dalam memberikan dan menularkan pendidikan kepada para muridnya. Dalam hal ini, setiap guru memiliki caranya masing-masing dalam mengajarkan pendidikan kepada para peserta didik yang diharapkan dengan apa yang diajarkan ini dapat menghasilkan kehidupan yang lebih baik lagi.
  • Ruang lingkup dari filsafat yaitu:
a. Tentang pengetahuan : logika yang memuat :
a. Logika formil yang mempelajari asas-asas atau hukum-hukun berpikir yang harus ditaati agar kita dapat berpikit dengan benar dan mencapai kebenaran. jadi bagaimana orang harus berpikir dengan baik dan aturan-aturan untuk itu. Hukum-hukum logika berlaku dan penting bagi semua ilmu pengetahuan lainnya pula, bagi filsafat merupakan alat yang harus dikuasai lebih dahulu.
b. Logika materiil kritik (epistimologi)
Yang memandang ilmu pengetahuan (materil) dan bagaimana isi ini dapat dipertanggungjawabkan. Jadi mempelajari perihal :
1. Sumber dan asal pengetahuan
2. Alat-alat pengetahuan
3. Proses terjadinya pengetahuan
4. Kemungkinan dan batas pengetahuan
5. Kebenaran dan kekeliruan
6. Metode ilmu pengetahuan dan lain-lain.
b. Tentang “ada” : metafisika atau ontology
Hal ini mengupas tentang :
1. Apakah arti ada itu?
2. Apakah kesempurnaannya ada itu?
3. Apakah tujuannya ada itu?
4. Apakah sebab dan akibat?
5. Apakah yang merupakan dasar yang terdalam dari setiap barang yang ada itu?
c. Tentang dunia material : kosmologi
Hal ini membicarakan tentang asal mula atau sumber dan susunan atau struktur dari alam semesta.
d. Tentang manusia : filsafat tentang manusia.
Orang mengetahui tentang “ada” itu dari adanya sendiri.
e. Tentang kesusilaan : etika
Manusia itu yakin dan wajib berbuat baik dan menghindarkan yang tidak baik itu menimbulkan berbagai soal, yaitu :
1. Apakah yang disebut baik itu?
2. Apakah yang buruk itu?
3. Apakah ukuran baik atau buruk itu?
4. Apakah suara batin itu?
5. Apakah kehendak bebas?
6. Apakah artinya kepribadian itu?
f. Tentang Tuhan : Theodyca
Hal inilah yang merupakan konsekuensi terakhir dari seluruh pandangan filsafat. Renungan tentang pengetahuan kita itu membuktikan bahwa manusia itu bukan sumber sari segala-segalanya, bukan sumber daripada segala pengetahuan.
Singkatnya bahwa ia bukan yang mutlak, sebab itu harus dicari sumber yang terdalam dan sebab yang terakhir, yang mengatasi manusia sendiri dan dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar